Kamis, 13 Desember 2012

Memahami Rasio Sprocket ...

Untuk sepeda motor saat ini sebagian besar, daya dari mesin dan transmisi diteruskan ke roda belakang melalui rantai. Memang masih ada beberapa model menggunakan driveshafts (BMW dan beberapa tipe Honda), dan lainnya menggunakan sabuk bukan rantai (Harley).

Kembali ke rantai, untuk pengguna rantai dan sprocket, jumlah gigi di sprocket depan dan belakang menghasilkan sebuah rasio final drive. Rasio ini dengan mudah dapat diubah dengan mengubah sprocket dengan penggantian yang memiliki jumlah gigi yang berbeda.


Mengapa kita melakukan ini? Karena dengan penggantian rasio kita bisa mendapatkan tenaga (horse power) akhir yang efektif, torsi bawah yang efektif (memberikan akselerasi lebih cepat – walau ada pengorbanan pada kecepatan akhir). Hal ini yang dapat diperoleh adalah kita dapat menghitung RPM tertentu yang diinginkan pada pada kecepatan jelajah sesuai pilihan kita.

Misalnya, jika sepeda motor saat ini berjalan 5200 RPM pada 100 km/jam, dengan mengubah jumlah gigi, kita dapat bisa meningkatkan RPM lebih cepat (power-band lebih baik) atau menurunkan RPM lebih rendah (untuk mengurangi getaran dan meningkatkan efisiensi bahan bakar jarak tempuh)

Jenis-jenis Sproket
Saat ini, berbagai jenis rantai dijual dalam berbagai ukuran dan spesifik. Jika kita menggunakan rantai dengan tipe #520, maka gunakan sprocket yang juga dirancang untuk bekerja dengan rantai #520.


Perbedaan utama antara sprocket-sproket yang ada adalah lebar (seperti di atas), jumlah mata gigi, dan material dari sproket itu sendiri. Hampir semua produsen sepeda motor memproduksi sprocket dengan bahan baja sebagai sprockets standar (OEM). Kenapa ? karena bahan baja relatif murah dan tahan lama.

Kelemahan ini ditangkap oleh produsen sproket aftermarket dengan memproduksi sproket yang terbuat dari aluminum bermutu tinggi, berlapis pengerasan (hardening coating). Keuntungan dari bahan aluminium ini adalah ringan. Namun disamping keuntungan juga ada kelemahannya yaitu lebih mahal dan lebih cepat aus. Untuk mengurangi kelemahan ini produsen mengawinkan sproket ring (berbahan baja) dengan hubaluminium.

Perhitungan Rasio Sproket
Ada dua persamaan dasar untuk perhitungan rasio sprocket (drive ratio): yaitu rasio sprocket dan menghitung persentase perubahan rasio sprocket tersebut.
(Jumlah gigi belakang) / (jumlah gigi depan) = drive ratio

Contoh 1:
Motor standard memiliki 47 mata gigi belakang dan 15 mata gigi depan
47 / 15 = 3.13333
Jadi 3.13333 adalah sprocket ratio standard.

Contoh 2:
Kita membeli sprocket belakang dengan jumlah mata gigi 50 dan tetap menggunakan sprocket depan tetap dengan mata  15.
50 / 15 = 3.33333
Sekarang perbandingan sprocket rasio baru adalah 3.33333.

Perhitungan persentase perubahan sprocket rasio
Formula yang digunakan adalah ((rasio baru / rasio lama) - 1) * 100
Catatan : Persentase positif artinya rasio meningkat dan negative berarti rasio turun

Contoh di atas kita ambil lagi.
Rasio awal =  3.1333, Rasio akhir = 3.3333
Persentase perubahan = ((3.3333 / 3.1333) - 1) * 100) = ((1.0638) - 1) * 100) =
(.0638) * 100) = 6.38%

Kombinasi perhitungan :
Rumus awal (( (NewRear/NewFront) / (OldRear/OldFront) ) - 1) * 100 = % change.
Dengan penggantian sprocket depan menjadi 50 mata, persentase perubahan adalah 6.38%

Bagaimana prosentase perubahan sprocket rasio yang tepat untuk Saya?
Pertama kita harus jujur menilai berat badan dan keahlian kita. Ambil contoh jika kita memiliki berat badan yang cukup berat tentu akan menjadi sulit untuk menjaga momentum dan menjaga akselerasi pada setiap powerband yang ada di kendaraan. Untuk kondisi seperti ini tentu perbandingan rasio tinggi lebih baik.

Kedua, kita harus melihat lagi kondisi jalan dan kendala yang mungkin kita temukan seperti ketinggian (elevasi) jalan, jenis tanah, tipe tikungan, atau lompatan. Dengan kondisi jalan seperti di atas tentu pilihan perbandingan positif lebih diutamakan.. Jika kebalikan dan sangat membutuhkan kecepatan maksimum tentu perbandingan negatif lebih baik.

Langkah terbaik bagi pemula adalah dengan menambah atau mengurangi satu sampai dua mata saja. Lakukan pembiasaan dan disesuaikan dengan karakter mengendarai dan jalan yang akan dilalui. Hindari perubahan ekstrim dari rasio sprocket yang akan digunakan.



Catatan :
  • Persentase perubahan adalah peningkatan atau penurunan torsi yang dilakukan dibandingkan dengan kondisi standard. Hal ini juga menunjukkan persentase perubahan RPM dari mesin kita (meningkat / menurun untuk setiap kecepatan tertentu). Contoh jika pada kondisi standard pada 6000 RPM kita memperoleh kecepatan 100 Kpj. Dengan perubahan sprocket sebesar 10% maka pada kecepatan 100 Kpj dapat diraih di 6600 RPM.
  • Dengan mengubah rasio sproket menjadi persentase yang positif, kita menghadapi pilihan yaitu turunnya tingkat kecepatan akhir (top-end HP) dan efektifitas torsi bawah (low-end torque). Torsi bawah sangat berpengaruh pada akselerasi awal (0 – 50 Kpj). Konsekuensi lainnya adalah tingkat konsumsi bahan bakar yang semakin besar.
  • Dengan mengubah rasio sproket menjadi persentase negatif, kita menghadapi pilihan turunnya torsi bawah (tenaga efektif) dengan mendapatkan kecepatan akhir tertinggi (top-speed). Alasan utama untuk melakukan persentase perubahan negatif adalah untuk mengurangi RPM yang diperlukan untuk jelajah pada kecepatan yang sering kita gunakan. Manfaat ini sering dirasakan oleh penikmat touring jarak jauh (efisiensi bahan bakar dan minim getaran mesin)
  • Persentase perubahan yang besar (lebih dari 8%) berdampak pada hasil yang tidak diinginkan yaitu : mengurangi kecepatan atas secara signifikan, mengurangi traksi yang efektif pada throttle tinggi, dan dapat menyebabkan roda depat mudah terangkat (wheelie) sebagai reaksi terhadap torsi bawah yang tinggi.  Sedangkan jika persentase perubahan negatif yang besar berdampak pada efektifitas konsumsi BBM (kecepatan stabil) dan mengurangi akselerasi.
  • Presentase perubahan di bawah 3% dari rasio tidak berdampak langsung pada saat dikendarai.
  • Jika ingin merubah rasio, upayakan tidak mengganti sprocket depan lebih kecil dari standard. Hal ini disebabkan karena sprocket yang lebih kecil membutuhkan sambungan rantai dengan radius putar yang lebih sempit. Akibatnya gesekan menjadi lebih banyak dan usia rantai menjadi lebih pendek.
  • Mengganti sprocket dengan jumlah mata gigi yang lebih besar akan menambah link (mata) pada rantai yang kita gunakan. Begitu juga kalau kita gunakan mata gigi yang lebih kecil maka kita harus memotong rantai untuk menyesuaikan dengan ukuran yang baru.
  • Langkah terbaik adalah dengan menggunakan rantai baru saat kita mengganti sprocket. Permukaan rantai lama dengan sprocket baru dapat mempercepat rusaknya sprocket atau merusak rantai tersebut.
  • Hindari penggantian sprocket dengan prosentase yang ekstrim (3.5 sampai 4.5) yang umum digunakan untuk kendaraan off-road/ dirt bike.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar