Untuk sepeda motor saat ini sebagian besar, daya dari mesin dan
transmisi diteruskan ke roda belakang melalui rantai. Memang masih ada
beberapa model menggunakan
driveshafts (BMW dan beberapa tipe Honda), dan lainnya menggunakan sabuk bukan rantai (Harley).
Kembali
ke rantai, untuk pengguna rantai dan sprocket, jumlah gigi di sprocket
depan dan belakang menghasilkan sebuah rasio final drive. Rasio ini
dengan mudah dapat diubah dengan mengubah sprocket dengan penggantian
yang memiliki jumlah gigi yang berbeda.

Mengapa kita melakukan ini? Karena dengan penggantian rasio kita bisa mendapatkan tenaga (
horse power)
akhir yang efektif, torsi bawah yang efektif (memberikan akselerasi
lebih cepat – walau ada pengorbanan pada kecepatan akhir). Hal ini yang
dapat diperoleh adalah kita dapat menghitung RPM tertentu yang
diinginkan pada pada kecepatan jelajah sesuai pilihan kita.
Misalnya,
jika sepeda motor saat ini berjalan 5200 RPM pada 100 km/jam, dengan
mengubah jumlah gigi, kita dapat bisa meningkatkan RPM lebih cepat (
power-band lebih baik) atau menurunkan RPM lebih rendah (untuk mengurangi getaran dan meningkatkan efisiensi bahan bakar jarak tempuh)
Jenis-jenis Sproket Saat
ini, berbagai jenis rantai dijual dalam berbagai ukuran dan spesifik.
Jika kita menggunakan rantai dengan tipe #520, maka gunakan sprocket
yang juga dirancang untuk bekerja dengan rantai #520.

Perbedaan
utama antara sprocket-sproket yang ada adalah lebar (seperti di atas),
jumlah mata gigi, dan material dari sproket itu sendiri. Hampir semua
produsen sepeda motor memproduksi sprocket dengan bahan baja sebagai
sprockets standar (OEM). Kenapa ? karena bahan baja relatif murah dan
tahan lama.
Kelemahan ini ditangkap oleh produsen sproket
aftermarket dengan memproduksi sproket yang terbuat dari aluminum
bermutu tinggi, berlapis pengerasan (
hardening coating).
Keuntungan dari bahan aluminium ini adalah ringan. Namun disamping
keuntungan juga ada kelemahannya yaitu lebih mahal dan lebih cepat aus.
Untuk mengurangi kelemahan ini produsen mengawinkan sproket ring
(berbahan baja) dengan
hubaluminium.
Perhitungan Rasio SproketAda dua persamaan dasar untuk perhitungan rasio sprocket (
drive ratio): yaitu rasio sprocket dan menghitung persentase perubahan rasio sprocket tersebut.
(Jumlah gigi belakang) / (jumlah gigi depan) = drive ratio Contoh 1:Motor standard memiliki 47 mata gigi belakang dan 15 mata gigi depan
47 / 15 = 3.13333
Jadi 3.13333 adalah sprocket ratio standard.
Contoh 2:Kita membeli sprocket belakang dengan jumlah mata gigi 50 dan tetap menggunakan sprocket depan tetap dengan mata 15.
50 / 15 = 3.33333
Sekarang perbandingan sprocket rasio baru adalah 3.33333.
Perhitungan persentase perubahan sprocket rasioFormula yang digunakan adalah ((rasio baru / rasio lama) - 1) * 100
Catatan : Persentase positif artinya rasio meningkat dan negative berarti rasio turun
Contoh di atas kita ambil lagi.Rasio awal = 3.1333, Rasio akhir = 3.3333
Persentase perubahan = ((3.3333 / 3.1333) - 1) * 100) = ((1.0638) - 1) * 100) =
(.0638) * 100) = 6.38%
Kombinasi perhitungan :Rumus awal (( (NewRear/NewFront) / (OldRear/OldFront) ) - 1) * 100 = % change.
Dengan penggantian sprocket depan menjadi 50 mata, persentase perubahan adalah 6.38%
Bagaimana prosentase perubahan sprocket rasio yang tepat untuk Saya?Pertama
kita harus jujur menilai berat badan dan keahlian kita. Ambil contoh
jika kita memiliki berat badan yang cukup berat tentu akan menjadi sulit
untuk menjaga momentum dan menjaga akselerasi pada setiap powerband
yang ada di kendaraan. Untuk kondisi seperti ini tentu perbandingan
rasio tinggi lebih baik.
Kedua, kita harus melihat lagi kondisi
jalan dan kendala yang mungkin kita temukan seperti ketinggian (elevasi)
jalan, jenis tanah, tipe tikungan, atau lompatan. Dengan kondisi jalan
seperti di atas tentu pilihan perbandingan positif lebih diutamakan..
Jika kebalikan dan sangat membutuhkan kecepatan maksimum tentu
perbandingan negatif lebih baik.
Langkah terbaik bagi pemula
adalah dengan menambah atau mengurangi satu sampai dua mata saja.
Lakukan pembiasaan dan disesuaikan dengan karakter mengendarai dan jalan
yang akan dilalui. Hindari perubahan ekstrim dari rasio sprocket yang
akan digunakan.
Catatan :
- Persentase
perubahan adalah peningkatan atau penurunan torsi yang dilakukan
dibandingkan dengan kondisi standard. Hal ini juga menunjukkan
persentase perubahan RPM dari mesin kita (meningkat / menurun untuk
setiap kecepatan tertentu). Contoh jika pada kondisi standard pada 6000
RPM kita memperoleh kecepatan 100 Kpj. Dengan perubahan sprocket sebesar
10% maka pada kecepatan 100 Kpj dapat diraih di 6600 RPM.
- Dengan
mengubah rasio sproket menjadi persentase yang positif, kita menghadapi
pilihan yaitu turunnya tingkat kecepatan akhir (top-end HP) dan
efektifitas torsi bawah (low-end torque). Torsi bawah sangat berpengaruh
pada akselerasi awal (0 – 50 Kpj). Konsekuensi lainnya adalah tingkat
konsumsi bahan bakar yang semakin besar.
- Dengan mengubah rasio
sproket menjadi persentase negatif, kita menghadapi pilihan turunnya
torsi bawah (tenaga efektif) dengan mendapatkan kecepatan akhir
tertinggi (top-speed). Alasan utama untuk melakukan persentase perubahan
negatif adalah untuk mengurangi RPM yang diperlukan untuk jelajah pada
kecepatan yang sering kita gunakan. Manfaat ini sering dirasakan oleh
penikmat touring jarak jauh (efisiensi bahan bakar dan minim getaran
mesin)
- Persentase perubahan yang besar (lebih dari 8%) berdampak
pada hasil yang tidak diinginkan yaitu : mengurangi kecepatan atas
secara signifikan, mengurangi traksi yang efektif pada throttle tinggi,
dan dapat menyebabkan roda depat mudah terangkat (wheelie) sebagai
reaksi terhadap torsi bawah yang tinggi. Sedangkan jika persentase
perubahan negatif yang besar berdampak pada efektifitas konsumsi BBM
(kecepatan stabil) dan mengurangi akselerasi.
- Presentase perubahan di bawah 3% dari rasio tidak berdampak langsung pada saat dikendarai.
- Jika
ingin merubah rasio, upayakan tidak mengganti sprocket depan lebih
kecil dari standard. Hal ini disebabkan karena sprocket yang lebih kecil
membutuhkan sambungan rantai dengan radius putar yang lebih sempit.
Akibatnya gesekan menjadi lebih banyak dan usia rantai menjadi lebih
pendek.
- Mengganti sprocket dengan jumlah mata gigi yang lebih
besar akan menambah link (mata) pada rantai yang kita gunakan. Begitu
juga kalau kita gunakan mata gigi yang lebih kecil maka kita harus
memotong rantai untuk menyesuaikan dengan ukuran yang baru.
- Langkah
terbaik adalah dengan menggunakan rantai baru saat kita mengganti
sprocket. Permukaan rantai lama dengan sprocket baru dapat mempercepat
rusaknya sprocket atau merusak rantai tersebut.
- Hindari
penggantian sprocket dengan prosentase yang ekstrim (3.5 sampai 4.5)
yang umum digunakan untuk kendaraan off-road/ dirt bike.